Pendapatan MNC Energy Investments (IATA) Kuartal I 2023 Naik 29,3 Persen Jadi Rp768 Miliar

GANTARITV.IDPT MNC Energy Investments Tbk (IATA) membukukan pendapatan kuartal I 2023 sebesar 52,2 juta dolar AS atau setara Rp768,3 miliar. Angka ini tumbuh 29,3 persen year on year (yoy) dari 40,4 juta dolar AS pada kuartal I 2022.

Perseroan mencatatkan EBITDA sebesar 22,1 juta dolar AS dengan laba bersih 15,8 juta dolar AS atau setara Rp232,47 miliar pada tiga bulan pertama 2023. Ini setara dengan marjin EBITDA dan marjin laba bersih masing-masing 42,4 persen dan 30,3 persen.

Pada kuartal I tahun ini, IATA memproduksi 953.000 metrik ton (MT) batu bara, naik 11,5 persen yoy atau bertambah hampir 100.000 MT dibandingkan produksi pada kuartal I 2022. Sedangkan dari sisi penjualan, IATA berhasil memasarkan sebanyak 1,1 juta MT batu bara pada kuartal I 2023, melonjak 35,3 persen yoy dari 823.5000 MT.

Perseroan membidik total produksi sebesar 7 juta MT tahun ini, meningkat lebih dari 65 persen dari tahun lalu. Untuk memenuhi target tersebut, perseroan juga berencana memulai produksi IUP yang dimiliki oleh PT Arthaco Prima Energy (APE) pada tahun ini. 

IATA mengelola 8 IUP-Operasi Produksi di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dan secara aktif menggenjot hasil produksi untuk memenuhi permintaan batu bara yang tinggi serta terus melakukan eksplorasi untuk mencari tambahan cadangan terbukti.

Berdasarkan laporan terkini dari Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), tambang APE milik Perseroan menemukan tambahan cadangan batu bara sebanyak 43,53 juta MT dengan GAR 2.500–3.250 kg/kcal pada program pengeboran Tahap 5. Estimasi cadangan batu bara APE Tahap 5 ini mempunyai nilai Net Present Value (NPV) sebesar 619,4 juta dolar AS, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 55,7 persen, Break Even Point (BEP) sebesar 4,7 juta MT dan Payback Period sekitar 3 tahun.

Dengan demikian, saat ini IATA memiliki cadangan batu bara terbukti sebesar 386,6 juta MT dari sekitar 20 persen total luas area penambangan sebesar 72.478 ha. Selain itu, kegiatan eksplorasi masih dilakukan secara bertahap pada sisa area penambangan seluas 57.793 ha, di mana IATA meyakini cadangan batu bara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi yang menunjukkan temuan baru. 

Direktur Utama IATA Henry Suparman mengatakan, terlepas dari beberapa tantangan sepanjang kuartal I tahun ini, perseroan terus berupaya mengoptimalkan kinerja dari sisi keuangan maupun operasional. Kegiatan eksplorasi tambang batu bara IATA terus membuahkan hasil, KCMI melaporkan temuan baru pada salah satu IUP perseroan dan menjadikan total cadangan batu bara mencapai 386,6 juta MT.

“Kami fokus untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi target 7 juta MT pada akhir tahun ini,” ujar Henry dalam keterangannya, Rabu (3/5/2023).

Ditambah lagi, kata dia, manajemen juga memperbanyak kontrak penjualan, mencari peluang untuk akuisisi tambang baru, menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan. Selain itu, mengoptimalkan sinergi dan efektivitas di semua lini untuk menghasilkan performa bisnis yang kuat dan berkesinambungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *